Jakarta // mediatni-polri.com / Momen menarik terekam dalam agenda rilis akhir tahun Polri 2023. Usai menyampaikan paparan, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo tampak serius mencatat kritik dan masukan yang disampaikan berbagai pihak untuk membenahi Polri.
Momen Jenderal Sigit sibuk mencatat ini terekam saat Direktur Komunikasi Indonesia Indicator Rustika Herlambang, Prof Hermawan Sulistyo, dan para pimpinan lembaga seperti dari KPU, Kompolnas, Komnas HAM dan Dewan Pers, menyampaikan paparan. Kapolri terlihat mengeluarkan buku catatan kecil dan pulpennya.
Jenderal Sigit serius menyimak saat Rustika menyampaikan rapor Polri di mata media dan media sosial (medsos). Sesekali dia terlihat menganggukkan kepala sambil mencatat berbagai masukan yang disampaikan.
Pun demikian saat giliran Ketua KPU Hasyim Asy'ari dan budayawan Sujiwo Tejo dan lainnya menyampaikan pandangannya soal kinerja Polri, Jenderal Sigit serius menyimak sambil mencatat.
Sujiwo Tejo sendiri dengan gamblang dan apa adanya menyampaikan uneg-unegnya kepada Jenderal Sigit. Dia langsung ‘ngegas' dengan meminta Kapolri melakukan sejumlah evaluasi.
“Tolong ujian SIM diperketat, Pak,” kata Sujiwo Tejo. Dia cerita beberapa pengalamannya menemukan pengendara yang tidak taat aturan saat berkendara.
“Tolong diperketat Pak karena ini menyangkut keselamatan kita bersama,” ujarnya.
Sujiwo Tejo juga menyampaikan dirinya mendukung Polri terus menciptakan rasa aman di masyarakat. Dia mendukung agar seluruh masyarakat Indonesia mendapatkan perlindungan keamanan.
“Tadi tentang pentingnya polisi dan keamanan, saya setuju banget. Karena bagi saya Pak Kapolri, negara ini boleh nggak ngasih makan, boleh nggak ngasih kesehatan, kalau nggak ada duit. Tapi kalau rasa aman saja nggak bisa dikasih oleh negara, mending negara dibubarkan saja,” ujarnya.
Sujiwo Tejo juga mendukung Polri rutin melaksanakan patroli keliling yang berdampak pada munculnya rasa aman di masyarakat. Patroli dinilai dapat meredam potensi tindak kriminal.
“Tapi rasa aman jangan sampai mengancam, Pak,” ujarnya.
“Contohnya bisa nggak lampu polisi yang biru itu diganti ijo gitu lho Pak, bukan karena PKB, karena ke mata sakit banget, Pak,” sambungnya. Sujiwo Tejo mengkritisi warna lampu mobil patroli polisi di jalan yang menurutnya terlalu menyilaukan mata pengendara. Dia berharap ada evaluasi.
Sujiwo Tedjo juga menagih janji Jenderal Sigit. Menurutnya waktu pertama dilantik, Sigit berjanji akan mengurangi kendaraan sipil yang menggunakan lampu rotator, strobo hingga sirene.
“Bisa nggak itu dikurangi Pak? Karena itu janji Pak Listyo. Itu bukan apa-apa pak. Itu mengurangi kenikmatan kita sebagai rakyat,” katanya.
Meski mendapat kritik tajam dari Sujiwo Tejo, Jenderal Sigit tampak tersenyum dan mengangguk tanda dirinya menerima kritik dan masukan yang disampaikan budayawan tersebut.
Di akhir penyampaiannya, Sujiwo Tejo menyampaikan pujian untuk Jenderal Sigit. Dia memuji pendekatan tegas dan humanis yang diterapkan Polri dalam menangani berbagai persoalan di masyarakat.
“Pendekatan humanis saya salut, mari kita tepuk tangan untuk Polri sekali lagi,” katanya.
“Thank you Pak Listyo Sigit,” sambung Sujiwo Tejo seraya kemudian menyalami Jenderal Sigit.
Jenderal Sigit sejak awal menjabat Kapolri membuka ruang pengaduan seluas-luasnya kepada masyarakat. Saluran pengaduan itu dibuka demi mewujudkan Polri yang tidak antikritik.
Dia mengatakan Polri seharusnya merespons cepat aduan dari masyarakat. Polri, menurut dia, harus memperbaiki segala aduan yang dikeluhkan masyarakat.
“Ini semua kita lakukan sebagai bentuk bahwa wujud Polri merespons cepat, tidak antikritik, dan melakukan perbaikan terhadap berbagai macam aduan maupun masukan dan aspirasi dari masyarakat,” katanya.
(Tayeb Bens)